Tahukan Anda Keretakan Pada Rigid Pavement ?
terdapat banyak retak jika kita perhatikan pada struktur rigid pavement, bisa kami sampaikan terdiri sebagai berikut :
A. Retak Struktural
terdapat banyak retak jika kita perhatikan pada struktur rigid pavement, bisa kami sampaikan terdiri sebagai berikut :
A. Retak Struktural
- Hancur ,
- ciri - ciri : beton hancur, pecah menjadi berkeping keping kecil berukuran sekitar , 50 CM X 50 CM
- Penyebab : tekanan atau beban melampaui daya dukung tanah (tanah dasar soft soil)
- solusi : bongkar, bangun baru dengan menggunakan sistem inovasi yang lebih kuat.
- Patah dan bergelombang
- ciri - ciri : rigid beton nya tampak patah dan bergelombang permukaan plat sebagian ambles dengan selisih tinggi > 1 cm dan bergelombang.
- Penyebab : konstruksi rigid nya kurang kaku, ada setlement dari lapisan tanah pendukung yang tidak rata.
- solusi : bongkar, bangun baru dengan menggunakan konstruksi yang lebih baik pada segment tersebut.
- Retak > 5 mm dan bergelombang
- ciri - ciri : Beton retak dalam satu arah ke arah memanjang atau ke arah melebar, permukaan bergelombang tak beraturan
- Penyebab : konstruksi rigid ini kurang mampu menyebarkan tegangan ke permukaan yang lebih luas (dilatasinya hanya dibatasi per panel rigid), daya dukung pada tanah dibawahnya rendah.
- solusi : patching atau ditambal, injeksi dengan addictive. atau dengan grouting dengan mutu yang lebih tinggi.
- Retak pada Delatasi
- Ciri - ciri : terjadi retak pada lokasi bagian tepi tepi panel / blok beton. dan di daerah dilatasi tepatnya
- Penyebab : Konstruksi rigid ini tidak mampu menyebarkan tegangan kontak yang terjadi pada permukaan yang lebih luas. kurang nya daya dukung tanah dibawahnya alias daya dukung rendah.
- solusi : injeksi, grouting dengan mutu yang tinggi
B. Retak Non Struktural
1. Retak antara 1mm - 5 mm
- ciri - ciri : beton rigid ini mengalami retak dalam satu arah yaitu bisa ke arah memanjang atau ke arah melebar.
- Penyebab : pengaruh kembang susutnya beton, dan letak besi pada plat rigid agak terlalu dalam > 5 cm sehingga beton deking nya terlalu tebal.
- solusi : grouting dengan material addictive mutu yang lebih tinggi
2. Retak < 1mm
- ciri - ciri : beton mengalami ke retakan dalam satu arah, permukaan rigid ini masih rata.
- Penyebab : pengaruh kembang susutnya dari beton, proses perawatan beton yang kurang, beda umur beton pengecoran antara sambungan beton laa dan beton yang baru di cor > 8 jam.
- Solusi : disiram dengan air semen yang cukup atau grouting kembali dengan adictive.
3. Retak halus tak beraturan (lebar kurang dari 1mm)
- ciri - ciri : terjadi pada permukaan yang diplester, retak ke segala arah, seperti kulit telur yang pecah), tetapi pada permukaan yang rata.
- Penyebab : elevasi pada waktu pengecoran plat kurang rata, sehingga kemudian di levelling kembali dengan pleseran disaat beton dibawahnya sudah > 3 jam, membuat hubungan antara plester atas dengan beton dibawahnya tidak merekat dengan baik.
- solusi : Bongkar plesteran tersebut dan di lapis kembali dengan floor hardener atau grouting levelling.
Penulis : Hamboro Widodo, Pemerhati Gempa dan Infrastruktur, 25 Februari 2016
Komentar
Posting Komentar