Kuat beton terhadap beban sudah dipastikan disesuaikan dengan
beban rencana. Modelling sudah turut ambil data dari berbagai kemungkinan kuat
beton tidak tercukupi. Artinya ada toleransi jika mutu beton tidak mencapai
yang telah disyaratkan. Banyak kegagalan
konstruksi yang diakibatkan kekurangan mutu kuat beton. Terlebih beton untuk
konstruksi struktur bangunan utama, yaitu gedung, abutment dan pilar jembatan,
bahkan yang digunakan untuk infrastruktur jalan. Ketika investigasi dalam
internal audit dilaksanakan, banyak sekarang para enjiner pemula yang kurang berpengalaman
dalam pelaksanaan di lapangan. Bekal informasi pengembangan teknologi beton
yang kurang, sehingga begitu dihadapkan skedul kerja yang cepat maka banyak
menemui kendala di lapangan.
Para Enjiner Perencana Konstruksi sudah juga memberikan toleransi
agar bisa dilaksanakan di lapangan.
Penting bagi Enjineer pelaksana atau yang Pemula , mengetahui karakterikstik
beton mutu tinggi yang akan di pakai, sehingga bisa memimal kesalahan tidak
tercapai nya mutu beton yang akan digunakan. Waktu setting Beton penting untuk
dipantau karena berkaitan dengan fase beton yang mempengaruhi kekuatan beton
yang dihasilkan dari pelaksanaan pengecoran. Secara umum waktu beton setting
dibagi 2, yaitu :
1. Initial
setting atau waktu ikat awal, adalah proses pengerasan beton segar di mana
pengikatan atau proses hidrasi sudah terjadi dan panas hidrasi sudah muncul,
serta workability beton sudah hilang.
2. Waktu
total/final beton setting, adalah kondisi di mana beton segar sudah mengeras
dengan sempurna.
Hubungan waktu setting beton segar adalah
a. Waktu plastis :
kondisi beton sebelum initial setting terjadi
b. Waktu setting :
kondisi beton di antara waktu initial setting dan total/final setting
c. Waktu hardening :
kondisi beton di antara waktu final setting sampai dengan selesainya proses
hidrasi seluruh komponen kimia pada semen
Pada
beton segar tanpa bahan tambah/additive, secara umum disepakati atau
dipakai acuan waktu sebagai berikut :
a. waktu initial setting yang
dipahami sebagai awal proses hidrasi semen mulai terjadi pada 45 -120 menit
dari dimulainya pencampuran/mixing beton
segar ( di bacthing plant)
b.
rentang waktu initial setting yang ditetapkan sebagai batas kondisi
plastis telah hilang pada umumnya adalah 1,5-2,5 jam dari dimulainya
pencampuran/mixing beton segar tersebut.
c. waktu total setting dianggap adalah 3-4 jam dari dimulainya pencampuran/
mixing beton segar tersebut.
Perlu diingat
waktu transportasi menjadi hal yang penting untuk delivery ke site. Metode air
dengan batu es menjadi pertimbangan agar proses hidrasi dari beton segar
menjadi lambat.selain penggunaan tambahan bahan aditive.
Ciri waktu plastis beton terjadi bisa diamati di lapangan/proyek sebagai berikut :
a. beton
masih dalam kondisi basah, jika dituang masih terlihat aliran beton
segar dan tidak terputus-putus sebagai gumpalan-gumpalan adukan beton.
b. jika
seseorang berjalan di atas beton segar, maka kaki masih akan
masuk/terbenam di dalam beton dengan mudah
c.
jika beton dengan mudah dapat ditusuk dengan besi diameter 12 mm sampai
kedalaman 10 cm, maka workability beton tersebut masih baik
d.
beton masih belum mengeluarkan panas hidrasi (jika dalam kondisi
lingkungan dingin kadang dapat diamati asap dari proses pelepasan panas
hidrasi)
e.
dalam cetakan/acuan, beton masih dapat mengalir secara konstan dan baik,
dengan sendirinya atau dengan bantuan concrete vibrator.
Pemaksaan
menggunakan beton yang telah mengalami setting, akan berakibat beton, keropos
dan mutu beton nya jauh dengan harapan yang dipesan mutunya. Bisa jadi Pesan beton k300 menjadi hanya terjcapai k100, yang diakibatkan penuangan beton nya telah melampaui
waktu 2 jam dari pencampuran materail beton awal di batching plant. Ciri beton
beton yang telah menjadi setting di waktu plastis, adalah adukan telah
menggumpal dan panas hidrasi berkurang tidak seperti beton segar, slump nya
menjadi nol. Segera buang beton tersebut
pada daerah yang dijadikan tempat rabat beton, seperti daerah sekitar gedung
maupun di area jalan masuk lapangan yang membutuhkan tempat yang dudukan nya
rata dan keras.
Demikian sekilas kebingungan pada
waktu kerja sebagai enjiner Pemula Dilapangan. Semoga bermanfaat.
Penulis : hamboro, pemerhati gempa
dan infrastruktur, 8 Juni 2015
Komentar
Posting Komentar