Langsung ke konten utama

KULIAH UMUM DENGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GORONTALO , PONDASI KSLL UNTUK GEDUNG PADA DAERAH RAWAN GEMPA 17 Desember 2015

SALAH SATU PERTANYAAN dari rekan Mahasiswa Jurusan Teknik SIpil UNG yaitu  Bagaimana Perilaku Pondasi KSLL akibat gempa bumi akibat dari patahan lempengan bumi?.
Pertanyaan yang sulit juga untuk menjawab. Karena patahan lempengan bumi itulah yang bisa menyebabkan adanya gempa. Apakah patahan ini  sesuai yang dimaksud seperti di atas jelas penyebab dari gempa selain vulkanik.  Apakah letak sumber dari gempa tersebut dekat atau jauh dari pondasi gedung? Semakin dekat maka semakin kuat gempanya. Patahan lempengan ini bisa akibat gerak yang saling menjauh atau bertubrukan.  Akibat kejadian tersebut maka energi akan terpencar merambat ke atas sehingga gempa terjadi. Pondasi KSLL adalah pondasi dangkal yang memiliki kekakuan struktur yang relatif tinggi dan memiliki kelebihan material pengisi nya yang berupa pasir dan tanah tersebut adalah material ini bersifat elastis dan sekaligus meredam akibat getaran yang akan terjadi pada struktur pondasi. Gaya gempa yang tidak bisa terprediksi arah rambatannya, maka bentuk kestabilan struktur pondasi ini menjadi pertimbangan. Untuk itu bentuk KSLL dibuat berupa segitiga – segitiga, selain bentuk nya stabil, tidak banyak perubahan akibat gaya dari samping, karena bentuk segitiga memiliki pusat masa 1/3 dari tinggi  masing masing sisinya. Pondasi ksll juga memiliki daya dukung cukup baik untuk gedung bertingkat sampai 8 lantai. Diupayakan titik masa pondasi dan titik massa bangunan berimpit sehingga ketika gempa goyangan struktur nya menjadi stabil.

Kedalaman rib tepi pondasi KSLL memiliki sekitar 1,5 meter sampai 3 meter masuk kedalam tanah. Kegagalan akibat geser dari teori pondasi dangkal biasa tidak akan terjadi. Koefisien tanah yang pasif di sisi belakang pondasi ksll memberikan andil sebagai elastis dumping. Jika gaya gempa lebih besar dari kekuatan tahanan samping dari tanah tersebut maka getaran pondasi akan di rambatkan ke luar sekaligus gaya geser ini akan menggoyang pondasi. 

KKL Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Pada Proyek Pondasi KSLL


Sesion Tanya Jawab Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UNG dengan Nara Sumber 


Penulis : Hamboro widodo, pemerhati gempa dan infrastruktur, 25 Maret 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumbu Roda Kendaraan

Sumbu Roda Kendaraan untuk Beban Titik Bergerak Sebelum melakukan analisis data untuk sebuah desain perkerasan jalan, tentu akan mengenal sumbu roda kendaraan. untuk itu mari kita mengenal gambar untuk model model sumbu roda kendaraan yang ada di Standar Perencanaan Pekerasan Jalan di Bina Marga.   Pembagian prosentase pembebanan dapat dilihat dari skema gambar diatas.  Gambar Distribusi Pembebanan pada masing masing roda dapat secara jelas di deskripsikan. Sehingga DF (damage faktor) akibat perubahan pembebanan akan menjadi acuan kerusakan pada lapis perkerasan yang didesain. Secara cepat Kendaraan jika bermuatan lebih beban dari standar normal muat nya, dapat diprediksi daya rusaknya 4 kali lebih  cepat rusak dari  waktu rencana umur disain nya. jika melebihi Po = 8.16 ton untuk masing masing Sumbu Gandar.  Semarang, 12 April 2020 Hamboro widodo,ST Pemerhati infrastruktur.   

Patching di Lubang Perkerasan Jalan

Menambal (Patching) di Lubang Perkerasaan jalan. Banyak inovasi teknologi material untuk mengatasi penambalan lubang pada perkerasan jalan. Tapi sumber utama dari kerusakan tentunya diidentifikasi dahulu agar solusi nya tepat dan manjur. Banyak Enjineer yang hanya fokus menambal pada lubang jalan aja, setelah di lakukan tambalan, maka tak berapa lama sudah ada kerusakan jalan kembali. Untuk itu perlu langkah montoring berkala secara kontinue agar di dapat hasil yang optimal. Deteksi dini dari kerusakan perlu adanya. Dan faktor utama dalam perkerasan jalan baik rigid maupun non rigid tentunya memakai standart SOP pelaksanaan yang matang. Di sini penulis pernah melakukan penambalan di sebuah kerusakan beton (rigid pavement), deteksi dini nya adalah beton di posisi setempat mengalami penurunan kualitas mutunya sehingga di lalui kendaraan maka akan langsung menjadi retakan retakan setempat dan cenderung membuat lubang. Analisis berikutnya plat beton rigid tersebut dalam posisi menggant

Modulus Elastis Tanah Dasar untuk PAVEMENT

Modulus Elastis Tanah Dasar  untuk PAVEMENT Perkerasan jalan memang untuk memudahkan pergerakan moda atau barang satu daerah ke daerah lainnya. Tentunya jalan yang bagus, akan mempengaruhi kecepatan dan waktu lebih pasti. Rekayasa enjineering digunakan untuk membuat disain jalan yang bagus. Ilmu perkerasan jalan pun diperkenalakan dari makadam, telford, sampai dengan aspal dan terakhir rigid. Perkembangan rigid sangat dipengaruhi material semen dengan ketersedianya semen yang cukup maka harga beton rigid nya akan murah. Dasar untuk menentukan ketebalan rigid pun juga didasarkan pada modulus tanah yang diperbaiki di bawahnya.NAASRA (1950) dan Powell,Potter,Mathey dan Nunn (1984) Menurut Heukelom dan klom (1962) nilai E = 1500 x CBR (psi) untuk jenis tanah non ekspansive dan CBR terendam.  Menurut Powell (1984) nilai E diperoleh juga hubungan E = 17.6 x CBR 0.64  (Mpa), Menurut NAASRA (1950)  untuk CBR kurang dari 5% maka E = 16.2 x CBR 0.7 (Mpa), sedangkan untuk CBR l