Pertanyaan itu sering saya
teringang di kepala saya. Apakah ya mungkin air penyebab infrastruktur jalan
rusak?. Dulu sewaktu kita belajar di Teknik Sipil, jelas disampaikan jika kita
bangun jalan ya sekaligus juga jalan nya air. Dan doktrin kami selaku insinyur
sipil pun sangat jelas, sayangi dan cintailah tanah air mu. Bisa diartikan
cinta bangsa untuk membangun dan sekaligus cintailah tanah untuk pondasi nya
dan sekaligus merawat air untuk
kehidupan. Hehehe teringat opspek mahasiswa kami dulu. Setelah mendalami dunia kerja di bidang yang sama, ternyata
tidak hanya komponen air saja yang bisa merusak jalan. Mau tahu?.
Secara logika berpikir, air akan
mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, mengikuti
hukum gravitasi bumi. Jika ada yang menghalangi tentunya akan membuat genangan
sementara, dan jika energi rembasannya kuat akan terjadi juga gaya rembes atau
gaya dorong yang akan membuat aliran. Komponen penyusun jalan ada 3, yaitu
perkerasan di permukaan, lapisan pondasi tanah atas dan bawah, serta tanah
dasar sebagai penopang jalan. Saat ini awal mei 2015 , di pintu masuk tol di
palimanan cirebon, banyak perbaikan jalan. Khusus nya betonisasi dari jalur
jalan yang ada. Terlihat kondisi pumping pada jalan sebelumnya, ini menandakan bahwa
kondisi air permukaan tinggi dan terangkat sebagian agregate halus yang
berair akibat gaya pumping (gesekan antar butir - butir
agregat akibat tekanan roda) telah sampai pada lapisan perkerasan di atas
nya. Di daerah tol cipularang sampai tol
bandung, terdapat banyak spot yang di adakan perbaikan jalan beton nya. Apa ya
air nya yang salah?
Perlakuan air tanah maupun aliran
air di permukaan sangat lah menentukan daya dukung dari sebuah jalan. Apa ya keterbatasan dana pembangunan jalan,
tidak memberi ruang air bergerak, hehehe, pantesan jalan nya tidak berumur
lama. Air rob di kota semarang, tentu
lah bukan asing lagi. Air laut naik ke permukaan jalan akibat tempat genangannya
sudah di reklamasi untuk lahan industri. Ayoo, marilah ber- arif dalam menjaga
siklus air ini, tempat yang semestinya untuk menjadi genangan sementara maupun
permanen harap diperhatikan oleh para stakeholder dalam membangun
infrastruktur. Jadilah infrastruktur sebagai asset, bukan liability (beban
dalam pembiayaan keuangan perbaikan di masa depan).
Penulis : hamboro-pemerhati gempa
dan infrastruktur, 8 Mei 2015
Komentar
Posting Komentar