Langsung ke konten utama

Tahukah anda bagaimana memperkuat tanah dasar untuk jalan?

Seiring perkembangan teknologi perkerasan jalan, maka banyak yang mengembangkan hal – hal yang bisa membuat daya dukung tanah dasar menjadi lebih kuat untuk menahan beban lalu lintas yang ada. Dari abad 19, kita mengenal adanya jalan macadam, jalan telford, Jalan aspal sampai sekarang  jalan beton. Perkembangan ini untuk menciptakan perkuatan tanah untuk mencapai daya dukung yang diinginkan. Apabila suatu tanah dasar secara dominan  tersusun dari kerikil dan pasir, maka tanah tersebut dapat dikatakan bersifat granular, dapat dikatagorikan gravel bergradari baik  atau gravel bergradasi buruk, atau gravel lanau atau bahkan dapat dikatakan pasir lempung. Tanah dasar ini memiliki kekuatan daya dukung yang baik dengan sedikit penurunan (setlement). Bisa dikatakan demikian karena tanah dasar tersebut cukup kering, tidak memiliki kohesi, serta memiiki daya dukung yang baik untuk jalan. Hindari jalan yang memiliki tanah dasar berupa lempung organik atau tanah lanau berlempung, tanah ini memiliki daya dukung yang buruk dan akan mengalami penurunan yang berarti jika menerima beban. Hal ini lah yang mendorong perkembangan teknologi inovasi perbaikan tanah dasar. Ilmuan dan para pe riset, berlomba untuk berinovasi akan hal tersebut. Dari penemuan matras bambu oleh Prof Mahsur Irsyam dkk, kombinasi cerucuk bambu dan lembaran bambu yang disusun untuk menambah daya dukung tanah dasar. Penemuan dari Dr Heri Budianto, terkait dari penambahan adiktif untuk menambah perkuatan soil semen pada tanah dasar ber-lempung. Serta penemuan – penemuan lain, yang pada dasar nya memperbaiki kondisi tanah dasar.
Lain nya hal nya dengan konsep yang dimiliki oleh perusahaan katama, dengan membuat beton ringan (Bering) pengganti cerucuk dolken/bambu, sebuah terobosan inovasi menambah daya dukung tanah dasar dan sekaligus sebagai penyelamat lingkungan.  #salamnovasi.

Penulis: hamboro-pemerhati gempa dan infrastruktur, 7 Mei 2015 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumbu Roda Kendaraan

Sumbu Roda Kendaraan untuk Beban Titik Bergerak Sebelum melakukan analisis data untuk sebuah desain perkerasan jalan, tentu akan mengenal sumbu roda kendaraan. untuk itu mari kita mengenal gambar untuk model model sumbu roda kendaraan yang ada di Standar Perencanaan Pekerasan Jalan di Bina Marga.   Pembagian prosentase pembebanan dapat dilihat dari skema gambar diatas.  Gambar Distribusi Pembebanan pada masing masing roda dapat secara jelas di deskripsikan. Sehingga DF (damage faktor) akibat perubahan pembebanan akan menjadi acuan kerusakan pada lapis perkerasan yang didesain. Secara cepat Kendaraan jika bermuatan lebih beban dari standar normal muat nya, dapat diprediksi daya rusaknya 4 kali lebih  cepat rusak dari  waktu rencana umur disain nya. jika melebihi Po = 8.16 ton untuk masing masing Sumbu Gandar.  Semarang, 12 April 2020 Hamboro widodo,ST Pemerhati infrastruktur.   

Patching di Lubang Perkerasan Jalan

Menambal (Patching) di Lubang Perkerasaan jalan. Banyak inovasi teknologi material untuk mengatasi penambalan lubang pada perkerasan jalan. Tapi sumber utama dari kerusakan tentunya diidentifikasi dahulu agar solusi nya tepat dan manjur. Banyak Enjineer yang hanya fokus menambal pada lubang jalan aja, setelah di lakukan tambalan, maka tak berapa lama sudah ada kerusakan jalan kembali. Untuk itu perlu langkah montoring berkala secara kontinue agar di dapat hasil yang optimal. Deteksi dini dari kerusakan perlu adanya. Dan faktor utama dalam perkerasan jalan baik rigid maupun non rigid tentunya memakai standart SOP pelaksanaan yang matang. Di sini penulis pernah melakukan penambalan di sebuah kerusakan beton (rigid pavement), deteksi dini nya adalah beton di posisi setempat mengalami penurunan kualitas mutunya sehingga di lalui kendaraan maka akan langsung menjadi retakan retakan setempat dan cenderung membuat lubang. Analisis berikutnya plat beton rigid tersebut dalam posisi menggant

Modulus Elastis Tanah Dasar untuk PAVEMENT

Modulus Elastis Tanah Dasar  untuk PAVEMENT Perkerasan jalan memang untuk memudahkan pergerakan moda atau barang satu daerah ke daerah lainnya. Tentunya jalan yang bagus, akan mempengaruhi kecepatan dan waktu lebih pasti. Rekayasa enjineering digunakan untuk membuat disain jalan yang bagus. Ilmu perkerasan jalan pun diperkenalakan dari makadam, telford, sampai dengan aspal dan terakhir rigid. Perkembangan rigid sangat dipengaruhi material semen dengan ketersedianya semen yang cukup maka harga beton rigid nya akan murah. Dasar untuk menentukan ketebalan rigid pun juga didasarkan pada modulus tanah yang diperbaiki di bawahnya.NAASRA (1950) dan Powell,Potter,Mathey dan Nunn (1984) Menurut Heukelom dan klom (1962) nilai E = 1500 x CBR (psi) untuk jenis tanah non ekspansive dan CBR terendam.  Menurut Powell (1984) nilai E diperoleh juga hubungan E = 17.6 x CBR 0.64  (Mpa), Menurut NAASRA (1950)  untuk CBR kurang dari 5% maka E = 16.2 x CBR 0.7 (Mpa), sedangkan untuk CBR l