Tahukah anda bahwa setiap
kejadian akan membawa kita akan memori yang bisa terekam sejenak atau
selamanya. Kekuatan pada diri kita bahwasanya adalah sebuah kekuataan yang
dasyat. Ini sebuah hasil kreasi Alloh SWT yang diberikan kepada kita berupa
organ – organ yang selalu tumbuh dan berkembang. Terutama organ otak manusia,
sebuah super komputer yang dasyat. Yang mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan yang ada di dunia ini. Untuk itu kta wajib bersyukur atas karunia
Alloh SWT tersebut.
Dalam teknologi perkerasan jalan,
terutama rigid pavement, bidang penyebarannya hanya terbatas dalam luasan
meter persegi sampai batas tepi tulangan dowel. Konsep penyaluran beban yang
satu bisa bergerak dan yang satu dikunci memberikan pengaruh pelepasan energi
dari beban roda. Kejadian ini seperti yang telah di sampikan di awal, belajar
dari kegagalan dari kejadian maka disempurnakan kembali teori dari rigid
pavement. Roda kendaraan yang bergerak di tepi tentu memiliki bidang penyebaran
yang terbatas. Bahwa untuk menambah dan memperkaku plat beton bertulang pada
posisi tepi maka diberikan plat rusuk dengan lazim disebut koperan. Koperan
yaitu berupa plat tipis dengan kedalaman plus min 40 cm mengunci plat yang
berada di tepi. Konsep rigid modif ini, bisa meminimalkan kerusakan pada beton
rigid posisi tepi.
Kemampuan ini telah lama dimiliki
salah satu solusi teknologi perkerasan jalan,
yaitu Perkerasan Jalla. Konsep jaring laba – laba sejak tahum 1980 telah
diperkenalkan ke kalayak umum, umtuk solusi perkerasan yang tanh dasar nya
memiliki tingkat kembang susut yang tinggi, tanah lunak maupun gambut.
Perdebatan akan di terimanya konsep Jalla ini berlangsung lama, karena para
ahli tanah mengkawatirkan penurunan yang banyak untuk kondisi tanah dasar
gambut. Seperti konsep sebuah Perkerasan Cakar Ayam di tol Sediyatmo meng arah
ke Bandara Soekarno Hatta. Penurunan atau yang dikenal konsolidasi tanah dasar.
Secara logika berpikir memang bisa terjadi, dan besar kemungkinan terjadi. Tapi
mengingat konsep Jaring Laba – Laba yang memiliki hamparan luas sekitar 2200
meter persegi untuk dilatasi nya. Seperti di dapati rusuk yang tepi memiliki
rusuk yang dalam, maka secara logika memberikan gesekan yang cukup signifikan
untuk meningkat kan gaya gesek di bawah perkerasan jaring laba – laba tersebut.
Gaya gesek di tanah pemikul nya meningkat maka otomatis kemampuan daya dukung
nya meningkat. Proses konsolidasi ini berfungsi waktu, sehingga jika tambahan
beban sudah sama dengan tingkat daya dukung tanah dibawah nya, maka kekawatiran
penurunan berlebih jauh berkurang.
Penulis : hamboro, pemerhati
gempa dan infrastruktur, 16 Mei 2015
Komentar
Posting Komentar